Di kerumunan mahasiswa yang umumnya anak-seni wajar jika aku merasa asing meski mencoba membaur dengan berpenampilan nyentrik. Tujuanku tidak lain hanya sekedar ingin tau seperti apa sebenarnya pementasan. Kebetulan saat aku berniat untuk sekdar ngobrol dengan kawan-kawan di UKM Nanggala ternyata mereka mendapatkan undangan untuk menghadiri pementasan oleh UKM seni dari Fakultas Ekonomi yang bertepatan dilaksanakan malam ini.
Meski aku bukan salah satu anggota UKM mereka terpaksa mengikut-sertakan aku juga, sebab aku ada bersama mereka sekarang. Dari sekilas menonton pementasan tersebut muncul pikiran bahwa ternyata pementasan sangatlah membosankan tidak seperti yang selama ini terbayang olehku. Entah sebab aku tidak tau pementasan sebenarnya seperti apa atau memang pementasan adalah seperti itu. setidaknya masih ada hak padaku untuk merasa bosan meski tak aku ungkapkan dalam forum karena keterbatasan pengetahuanku tentang pementasan.
Sebuah pesan masuk di telepon genggamku membuyarkan kebosananku sebentar dan sempat terpikir mungkin ini seorang cewek yang memohon menjadi kekasihku. Terbaca salah satu nama yang telah aku daftarkan ke dalam telepon genggamku. 'SM' yah meski sedikit kecewa tapi ada sebuah kesenangan tersendiri karena ini adalah pesan pertama sejak aku diterima dari tes wawancara dari UKM yang ingin aku tekuni.
"Diharap besok berkumpul di sekret pada pukul 05.00 pagi". Kaget memang mengetahui diharuskan berkumpul se-pagi itu bahkan semenjak aku berpindah ke pulau Madura belum pernah aku bangun se-pagi itu. Belum lagi perjalanan yang kira-kira memakan waktu 15 menit dengan sepeda motor. apalagi besok sepeda motor yang biasa aku pinjam akan digunakan pukul 7 dan aku mengira tidak bakal pertemuan yang diadakan se-pagi ini akan selesai cepat. Tanpa sepeda motor tidak mungkin aku jalan kaki dengan mata masih sayu dan dengan barang bawaan lebih kurang 5 kg. Ini bukan waktunya berlelah-lelah masa ospek telah lalu sekarang saatnya sekolah santai pikirku.
Dengan sedikit ragu kubalas juga pesan itu, "Mas, boleh aku nginep di sekret malam ini? Soalnya kosku jauh". Laporan pun datang lebih cepat daripada saat aku berpikir akan mengirim pesan ini atau tidak. Mungkin jika aku lahir di dua abad yang lalu berkirim pesan seperti sekarang pasti akan sangat rugi. Bagaimana tidak, untuk mengirim saja butuh utusan itupun hanya dimiliki para satria sedang sudra seperti aku pasti menunggu suasana perut sedang baik dan energi yang cukup untuk mengirim pesan. Beruntung saja aku diposisikan di zaman yang serba mudah ini. Globalisasi kalau benar nama zaman ini, untuk manusia yang hidup di zaman ini aku belum mengerti betul apa makna dan maksud kata itu tapi setidaknya aku cukup menikmati zaman ini.
Balasan tak kunjung datang aku sendiri juga merasa canggung jika harus tidur di tempat yang belum akrab sama sekali denganku. Sedikit lama akhirnya datang juga sebuah balasan singkat. "iya, kamu datang aja ke sekret". Aku anggap itu sebagai respon hangat yang disampaikan kepada pendatang sepertiku untuk sedikit menghilangkan kegugupan.
Setelah pementasan itu selesai, buru-buru aku kembali ke kos untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kemudian bermalam kampus. Memang sebelumnya aku tidak pernah terpikir akan tidur dikampus tapi akhirnya terjadi juga. Lumayan banyak barang yang kubawa karena aku juga membawa buku-buku untuk kuliah supaya tidak lagi aku kembali ke kos untuk sekedar mengambil buku.
Sampai di kampus keraguan untuk masuk ke sekret timbul kembali apalagi terpikir olehku. "Bagaimana aku mengawali pembicaraan sedang kita tidak saling kenal? Kembalipun juga salah karena aku sudah izin, apalagi sudah tidak ada yang mengantarkan aku kembali ke kos". Benar saja sampai di sekret temanku langsung kembali ke kos tanpa menunggu aku diusir atau tidak tapi sedikit banyak hal itu memberi sedikit keberanian kepadaku untuk masuk ke sekret LPM-SM sebab tidak mungkin aku kembali.
Dengan langkah bimbang sampai juga aku di dalam ruangan yang kurang lebih berukuran 15 meter persegi itu. Di dalamnya sedang ada 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan cukup sesak memang dengan ukuran ruangan yang seluas ini dan semuanya saja sedang mengerjakan sesuatu yang aku tidak tau. Hanya saja beberapa diantaranya sedang membaca buku yang aku melihat sampulnya pun tak pernah. Sebentar aku duduk sambil mengawasi lalu aku juga meniru apa yang bisa aku tiru ; membaca. Kebetulan juga saat itu aku juga membawa buku yang telah aku beli beberapa hari lalu dan belum banyak yang telah terbaca olehku.
0 komentar:
Post a Comment